Menu

Mode Gelap
Pesan dari Bandungharjo untuk Jepara: Pertebal Cinta Tanah Air Lewat Kirab Merah Putih, Malam Hari Langitkan Doa untuk Bangsa Bersama Habib Umar Muthohar dan Gus Muwafiq Lakpesdam PCNU Gandeng UNISNU Lakukan Riset Dampak Industrialisasi di Jepara Koreksi Master Kalender 2024, Lembaga Falakiyah NU Jepara Pastikan Sesuai Perhitungan Siswi MA Nahdlatul Ulama Tengguli Sabet Harapan 2 Ajang Lomba Esai Se-Jateng dan DIY Garam : “Misi Suci” Yang Sering Terkapitalisasi!

Kabar · 28 Okt 2021 14:03 WIB ·

Pengajian Fatayat NU, Menuntut Ilmu Harus Sungguh-sungguh


 Pengajian Fatayat NU, Menuntut Ilmu Harus Sungguh-sungguh Perbesar

Pengajian rutin Fatayat NU Ranting Jambu Timur di Mushalla Nurul Huda. (Foto: Dewi Murthosimah)

nujepara.or.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah (RDR) angkatan ke-77 UIN Walisongo Semarang kelompok 140 mengikuti acara Pengajian rutinan Fatayat NU bersama ibu-ibu PKK Desa Jambu Timur Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Rabu (20/10/2021).

Pengajian rutinan bertempat di Mushalla Nurul Huda. Sebagai master of ceremony (MC) mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang.

Pengajian dilaksanakan pukul 13.30-15.30, dilanjutkan pembacaan ayat suci al-qur’an dan pembacaan maulid dziba’ yang dibacakan oleh mahasiswa. Adapun tahlil dipimpin perwakilan fatayat, kemudian dilanjutkan mauidlah hasanah oleh Hj. Nafsiyah.

Pengajian tersebut diikuti sekitar 30 peserta. Diadakannya acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturrahim, serta bentuk ikhtiar agar tetap saling memupuk rasa iman, ihsan serta tawadlu’ kepada Allah.

Hj. Nafsiyah dalam mauidlahnya merasa senang karena dihadiri mahasiswa UIN Walisongo Semarang. “Dengan begitu mahasiswa dapat berkontribusi dalam membantu terselenggaranya acara,” katanya.

Kesempatan itu pihaknya menjelaskan orang yang mencari ilmu haruslah bersungguh-sungguh. “Karena dengan bersungguh-sungguh akan mendapatkan ilmu yang barokah serta manfaat,” tambahnya.

Di samping itu perlu ditopang juga dengan sifat rendah hati. “Orang yang mencari ilmu itu yang paling utama ialah memiliki sopan santun yang baik. Karena orang yang memiliki adab itu lebih baik daripada memiliki ilmu yang tinggi tapi tidak memiliki attitude,” tandasnya.

Di akhir mauidlah ia juga berpesan kepada mahasiswa bahwa tahlilan bagi orang yang sudah meninggal dapat mengingatkan kita pada kematian, dapat melebur dosa kepada si mayit semasa hidupnya, dan agar mayit dapat dihindarkan dari siksa kubur. (dm)

Artikel ini telah dibaca 49 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagai Ajang Kreativitas Kader IPNU-IPPNU Petekeyan

22 September 2023 - 10:11 WIB

Catatan Silaturahmi PCNU-MWCNU-PBNU Se-Eks Karisidenan Pati bersama KH Yahya Cholil Staquf

22 September 2023 - 01:17 WIB

Haul Sayyid Muhammad bin Syekh bin Abdurrahman bin Yahya, alias Mbah Daeng

22 September 2023 - 00:29 WIB

Ketua Lakpesdam PCNU Jepara, Terpilih Jadi Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

19 September 2023 - 08:16 WIB

Pesan dari Bandungharjo untuk Jepara: Pertebal Cinta Tanah Air Lewat Kirab Merah Putih, Malam Hari Langitkan Doa untuk Bangsa Bersama Habib Umar Muthohar dan Gus Muwafiq

8 September 2023 - 01:54 WIB

Mas Wiwit dan Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Husnur Rofiq menyapa warga saat Kirab Merah Putih di Desa Bandungharjo, Donorojo, Jepara, Kamis (7/9/2023).

Habib Lutfi Bersama Mas Wiwit dan Ribuan Warga Kirab Merah Putih Sejauh 4 Km, Ada Ribuan Doorprize

5 September 2023 - 01:29 WIB

Flier Kirab Merah Putih dan pengajian umum yang bakal dihadiri Habib Luthfi, Habib Umar Muthohar dan ribuan warga yang diprakarsai Mas Wiwit, panggilan akrab Witiarso Utomo.
Trending di Hujjah Aswaja
%d blogger menyukai ini: