Menu

Mode Gelap
Belajar Dari Geomorfologi Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 ) Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat ( 2 ) Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh ? Ini Bacaan Niatnya

Kabar · 16 Apr 2022 15:19 WIB ·

Suluk Mantingan : Membangun Relasi Agama, Seni dan Budaya


 PC Lesbumi NU Jepara dalam kegiatan Perdana Suluk Mantingan Perbesar

PC Lesbumi NU Jepara dalam kegiatan Perdana Suluk Mantingan

nujepara.or.id – Sejumlah seniman dan budayawan hadir di Paseban Masjid Mantingan. Bertepatan di malam bulan Ramadan, Jumat (15/4/2022) PC Lesbumi NU Jepara menggelar diskusi budaya Suluk Mantingan dengan tema “Relasi Agama, Seni dan Budaya”

Dalam keterangannya kepada nujepara.or.id, Ngateman, Ketua PC Lesbumi Jepara mengatakan, Suluk Mantingan adalah wadah kultural dan spiritual, sebagai bentuk ikhtiar untuk “nguri-nguri kabudayan” dan memiliki misi untuk memaknai kearifan sejarah dan budaya lokal Jepara sebagai bagian dari budaya Islam Nusantara.

“Forum ini juga sebagai wadah untuk menghimpun dan mengonsolidasikan wacana dan gerakan yang berbasis adat istiadat, tradisi, dan budaya Nusantara,” lanjut Ngateman.

Acara Suluk Mantingan juga sekaligus sebagai peringatan wafatnya KH. Agus Sunyoto dan KH. Sya’roni Ahmadi. Keduanya tokoh NU yang meninggal dunia di bulan suci Ramadan tahun 2021 lalu.

Lebih lanjut Ngateman mengatakan, kenapa memilih Masjid Mantingan, karena tak hanya sekadar faktor historis dan monumental, yaitu bangunan bersejarah yang dibangun pada Abad XVI dan salah satu masjid tertua di Jawa, namun juga karena faktor simbolis, bahwa masjid ini adalah wujud  akulturasi budaya Islam dengan budaya lain seperti Hindu, Buddha, dan Cina.

Sejumlah seniman dan budayawan yang hadir pada acara Suluk Mantingan antara lain, Sutarya, pegiat seni ukir Jepara, Bayu Andara, Burhan dan Aminan Basyari koordinator Komite Sastra DKD yang  membacakan puisi. Sedangkan Brodin menembangkan mantra Hong Wilaheng Sekareng Bawono Langgeng, serta Ki Sholeh Ronggo Warsito, S.Pd.I.

Hadir pula Ketua Lesbumi Malang Fathul Pranata Praja, dan Ali Romdloni dari Pati. Sejarawan dan penulis yang dikenal dengan diskursusnya tentang Kerajaan Demak.

Penulis buku “Kesultanan Demak Bintoro” ini berharap melalui forum Suluk Mantingan akan tercipta kurikulum keilmuan yang bersifat informal yang memiliki dasar dan data yang bisa dipertanggungjawabkan.

“Setiap orang bebas berargumen apa saja karena itu hak mereka, jadi sudah tugas kita melalui forum suluk mantingan inilah agar tercipta sebuah diskusi keilmuan yang memiliki data dan sumber sejarah yang jelas,” terang Ali Romdloni. (UA)

Artikel ini telah dibaca 220 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Belajar Dari Geomorfologi Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Sedulur Papat Limo Pancer, Wejangan Ruhani Sunan Kalijaga

15 Maret 2024 - 00:06 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (1)

13 Maret 2024 - 17:35 WIB

Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

13 Maret 2024 - 04:54 WIB

Kiai Hisyam Zamroni
Trending di Kabar