nujepara.or.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara melalui Wakil Ketua, K.H. Sholihin mengatakan bahwa penataan organisasi di semua lini, mulai dari tingkat cabang sampai ranting akan menjadi prioritas program tahun ini.
Upaya ini sebagai wujud komitmen PCNU Jepara dalam menumbuhkan soliditas dan keaktifan organisasi Nahdhatul Ulama. Program audit struktural pengurus ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2019. “Sumber Daya Manusia dan Adminstrasi menjadi fokus perhatian penataan PCNU Jepara,” terangnya.
Pertama, barometer audit Sumber Daya Manusia adalah keaktifan personal dalam menjalankan tanggung jawab struktural organisasi, sejauh mana kinerja seorang pengurus yang menempati jabatan di setiap lini organisasi Nahdlatul Ulama.
Penilaian SDM bukan secara kualitas atau pendidikan pengurus, namun lebih pada peran aktif dan konstribusi dalam setiap progam. Jika memang ditemukan pengurus yang kurang menjalankan fungsi organisasi secara personal, maka akan dilakukan reshufle atau pergantian.
Kedua, bidang yang akan diaudit adalah administrasi sebagai kelengkapan organisasi. Penilaian bidang ini meliputi pembukuan, pengamanan aset organisasi dan legalitas formalnya, penyusunan program kerja dan pelaksanaanya, serta kepatuhan pengurus dalam penyusunan laporan. Apabila pada setiap tingkatan pengurus dinilai kurang baik secara administratif, maka akan segera dilakukan pembenahan dan penataan.
Audit struktural tidak hanya ditujukan pada pengurus harian tanfidziyah dan syuriyah di setiap tingkatan organisasi, namun juga terhadap seluruh banom, lajnah dan lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang berada dalam wilayah cabang kabupaten Jepara.
Hal ini dirasa penting sebab banyak ditemukan pengurus yang sama sekali tidak aktif, baik dalam internal struktural ataupun pelaksanan progam kegiatan, dan bahkan personil yang bersangkutan keberadaannya tidak ditemukan.
KH. Sholihin yakin bahwa dengan penataan organisasi di tubuh Nahdlatul Ulama akan mampu menambah kemanfataannya terhadap umat Islam, khususnya kaum nahdliyyin di Jepara. Terutama peran organisasi dalam mengembangkan dan peningkatkan pemahaman masyarakat pada i’tiqad ahlussunnah wal jama’ah, sehingga umat akan kuat serta tidak terpengaruh oleh faham-faham lain. Hal ini disampaikannya pada acara bertajuk “Silaturrahmi Halal Bihalal dan Temu Potensi Kader Lintas Sektoral” di Gedung NU Ranting Desa Sowan Lor Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara pada Jum’at (21/6/2019).
Di tempat yang sama K.H. Hasan Basri Syuriyah MWC NU kecamatan Kedung menambahkan, “Pengurus NU harus mempunyai keyakinan dan komitmen kuat dalam menghidupi organisasi, sebab dengan demikian akan diangkat oleh Hadhratusy Syaikh Hasyim As’ari sebagai santrinya”.
Adanya kendala dan rintangan adalah keniscayaan dalam menjalankan organisasi, justru hal tersebut mampu menjadikan Nahdhatul Ulama sebagai organisasi besar, buktinya NU tetap eksis walaupun menghadapi segala macam tantangan dan ancaman dari semenjak jaman dahulu hingga sekarang.
Sementara itu, Rais Syuriyah NU Ranting Desa Sowan Lor K. Syarqowi Ridhwan menyatakan bahwa organisasi Nahdlatul Ulama sebagai pusat perjuangan agama Islam.
“Ada sejumlah 48 mushala dan 3 masjid tersebar di wilayah desa Sowan Lor, di sana pula terhimpun jama’ah dan masyarakat yang majmuk dengan segala pemikiran dan karakternya. Maka NU hadir sebagai pemersatu, pelindung dan penyalur aspirasi serta pemberi solusi terhadap permasalahan umat,” imbuhnya.
Acara yang dihadiri oleh unsur pemerintahan desa dan seluruh lembaga serta banom NU ranting desa Sowanlor tersebut, dilaksanakan pembacaan Maulid Nabi Al Barjanzy dan Tahlil yang dipimpin oleh K.H. Muhyiddin Ihsan sebagai mustasyar, kemudian dilanjutkan dengan mushofahah dan makan bersama. (Misbah)