Menu

Mode Gelap
Fatayat Jepara Kota Lantik Kepengurusan 11 Ranting Baru Turba ke Ranting, MWCNU Nalumsari Targetkan Kinerja Lazisnu Lima Tahun Terakhir Tidak Produksi, Teater Tuman Bangkit melalui Winara Kisah Syekh Ihsan Al-Jampesi, Pengarang Kitab Sirojut Tholibin yang Menolak Tawaran Raja Mesir untuk Mengajar di Al-Azhar LKK PCNU Komitmen Dukung Progam Pengentasan Stunting di Jepara

Kyaiku · 22 Apr 2021 03:24 WIB ·

Mbah Dullah dan Tawadhu’-nya


 Mbah Dullah dan Tawadhu’-nya Perbesar

nujepara.or.id – Masyarakat biasa menyebutnya dengan Mbah Dullah Balekambang Jepara. Nama lengkapnya adalah Abdullah Hadziq bin Hasbullah. Ibunya bernama Su’adah binti Ilyas bin Muhammad Tasmin Ngroto bin Kiyai Pupus Pati (catatan silsilah dari keturunan Mbah Tasmin). Selain dikenal dengan wara’ dan zuhud-nya, mbah Wali yang wafat pada 10 Ramadhan (1985 M) ini juga dikenal dengan sifat  tawadhu’-nya.

Wara’ adalah menjauhkan diri dari dosa, maksiat dan perkara syubhat; Zuhud adalah melepaskan hati dari pengaruh dunia; dan tawadhu’ adalah rendah hati

Makam Mbah Dullah Balekambang berada di belakang Masjid Penggung Desa Gemiring Lor, Nalumsari, Jepara. (Foto: Istimwa)

Mbah Wali kalau melaksanakan shalat Jum’at (di Masjid Penggung) itu lebih sering duduk di serambi dekat bedug bersama anak-anak kecil.

“Nik Jum’atan manggone nok buri, nok ngisor bedug, awor cah cilik-cilik,” cerita mbah Ali Supaat, salah satu warga Balekambang, pada saya.

Biar pun dikenal sebagai orang alim dan mempunyai banyak santri, sampai akhir hayatnya mbah Wali belum juga berkenan membacakan khutbah Jum’at di masjid Penggung, Beliau lebih memilih menjadi mustami’ (pendengar) saja.

“Nik salah, engko bati diguyu. Aku tak ngrungokno wae, upomo engko ono khutbah sing salah aku iso ngilingake,” jawab mbah Wali saat diminta untuk mengisi khutbah di masjid Penggung, seperti yang diceritakan oleh Kiai Asnawi Penggung.

Hari ini, Kamis pon, 10 Ramadhan 1442 (22/04/21) adalah haul mbah Wali yang ke-36. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dan bisa meneladani sifat tawadhu’ beliau, Amiin.

اللهم اعل درجاته فى الجنة وانفعنا به فى الدارين، وله الفاتحة…

Oleh : Kharor Abdillah, alumnus dan dewan asatid Pesantren Balekambang Jepara

Artikel ini telah dibaca 233 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kisah Syekh Ihsan Al-Jampesi, Pengarang Kitab Sirojut Tholibin yang Menolak Tawaran Raja Mesir untuk Mengajar di Al-Azhar

23 Mei 2023 - 01:05 WIB

Ketika K.H.R Asnawi Kudus Berwasiat untuk Tidak Membanggakan Nasab

20 Mei 2023 - 01:03 WIB

Harlah 92 dan Haul Masyayih Masalikil Huda, Bakal Hadirkan Rais Aam PBNU

10 Mei 2023 - 06:17 WIB

Kyai Zahid Arafat, Ulama Organisatoris dan Sang Singa Podium

5 Mei 2023 - 02:44 WIB

Ramadhan Terakhir Bertemu Mbah Maimoen: “Terjebak Di Tengah Para Haba’ib & Petinggi Politik!”

17 April 2023 - 01:20 WIB

KH Maimun Zubair

Beda Gus Miek – Beda Mbah Shobib, Ihwal “Mendidik-Anak” dan “Membangkitkan Ekspresi-Kerinduan” yang Mendalam

3 April 2023 - 04:01 WIB

Trending di Kabar
%d blogger menyukai ini: