Menu

Mode Gelap
Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya Belajar dari Kasus Gus Miftah : Dakwah Harus Mengutamakan Akhlak Arafani, Mahasiswi UNISNU Sabet Prestasi di Lomba Esai Hari Santri Lakpesdam PWNU Jateng Pengajian Umum Gus Muwafiq, Sedekah Bumi Desa Tanjung Jepara

Kabar · 21 Jul 2018 17:14 WIB ·

Ulil Abshar Abdalla: Ihya, Wasilah Menjaga NKRI


 Ulil Abshar Abdalla: Ihya, Wasilah Menjaga NKRI Perbesar

KH Ulil Abshar Abdalla, pengasuh ngaji Kopdar Ihya Ulumiddin saat
hadir di Pesantren Hasyim Asyari Bangsri Jepara, Jumat (20/7/2018)
malam menyatakan bahwa dengan Ihya merupakan wasilah untuk menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena negara ini memiliki
ciri khas Islam moderat.
Hal itu diuraikannya saat mengawali ngaji di hadapan ratusan peserta
kopdar. Bukti jika Ihya bisa membawa, menjaga, dan merawat negara kata
Gus Ulil sudah dikaji berabad-abad.
“Kita harus bangga menjadi bagian dari Islam yang sudah berabad-abad
ngaji Ihya. Dan yang ngaji tidak hanya di Jawa tapi di seluruh dunia,”
katanya di Rumah Joglo, kediaman KH Nuruddin Amin, kompleks pesantren
Hasyim Asyari ini.
Suami dari Ienas Tsuroiya yang malam itu mendaras bab fadilah khusnul
khuluk (akhlak terpuji) dan suul khuluk (akhlak tercela) menambahkan
lahirnya kitab Ihya karya Imam Ghazali di era Daulat Abbasiyah.
Dipaparkannya di era Abbasiyah tersebut hendak merevolusi Daulat
Umawiyah,”semangat agamanya membara tetapi esensinya kosong,” jelasnya
kepada hadirin.
Nah, masih menurut menantu dari KH Mustofa Bisri sang Imam dalam
keadaan stres (galau, red.). Alhasil Ghazali yang saat itu masih
menjabat kepala madrasah Nizamiyah harus melakukan tindakan
revolusioner dengan meninggalkan Bagdad.
Sang hujjatul Islam yang berusia sekira 46 tahun melakukan uzlah di
Syam, Baitul Maqdis maupun di lokasi yang lain sebagai respon kepada
masyarakat Bagdad yang spiritualnya sedang tidak beres. Sehingga kitab
tersebut dinamakan Ihya Ulumiddin, menghidupkan agama-agama.
Dalam kopdar yang dihadiri Dandim Jepara, pengurus PCNU, Banom,
Lembaga dan MWCNU Bangsri itu, perwakilan Lakpesdam PCNU Jepara,
Kunjariyanto mengemukakan bahwasanya realitas di medsos sekarang ini
dipenuhi dengan caci maki dan hinaan yang tiada henti.
Sehingga dengan ngaji merupakan filter untuk menata hati menjadi baik.
“Tujuan kegiatan ini selain untuk wahana silaturrahim juga agar kita
semakin tercerahkan,” terangnya mewakili ketua Lakpesdam PCNU Jepara.
Sahibul bait, pengasuh Pesantren Hasyim Asyari, Hj. Hindun Anisah
berharap dengan kopdar tersebut bisa bermanfaat untuk warga NU Jepara
khususnya dan umumnya bangsa Indonesia. (ip)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia

13 Desember 2024 - 10:01 WIB

Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

9 Desember 2024 - 22:41 WIB

Jajaran NU - Peduli Bencana PCNU Jepara menggelar rakor seiring potensi terjadinya bencana imbas hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Jepara dalam beberapa hari terakhir.

Belajar dari Kasus Gus Miftah : Dakwah Harus Mengutamakan Akhlak

6 Desember 2024 - 14:57 WIB

Arafani, Mahasiswi UNISNU Sabet Prestasi di Lomba Esai Hari Santri Lakpesdam PWNU Jateng

6 Desember 2024 - 14:16 WIB

“Thoriqoh Al Mu’tabaroh Itu Semuanya dari Nabi, yang Beda Hanya Faidnya” Pesan Kiai Masduqi Saat Manaqib Kubro, Istighotsah dan Temu Mursyid di Ponpes Mangunan

2 Desember 2024 - 18:01 WIB

Manaqib Kubro Idaroh Syu'biyah Jatman Kabupaten Jepara digelar di Ponpes An-nur Mangunan Tahunan Jepara, Minggu (1/12/2024)

Haul Sultan Hadlirin Mantingan ke-491, Prof KH. Said Aqil Siradj Ingatkan NU sebagai Benteng Akidah Aswaja

19 November 2024 - 02:00 WIB

Trending di Headline