nujepara.or.id – Peringatan Hari Lahir (Harlah) NU untuk wilayah Indonesia barat mengusung subtema “Lestari Alamnya Sejahtera Petaninya”. Rangkaian Harlah NU untuk wilayah Indonesia barat ini difokuskan di Palembang pada tanggal 3—5 Maret 2022.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nusron Wahid mengatakan bahwa rangkaian harlah akan dihadiri Rais Aam K.H. Miftachul Akhyar dan Ketua Umum K.H. Yahya Cholil Staquf serta sejumlah ketua PBNU.
Adapun pesertanya adalah perwakilan dari PWNU dan PCNU se-Pulau Sumatera dengan narasumber dari kalangan pemerintah dan akademikus serta perwakilan dari komunitas petani sawit.
“Subtema yang diangkat Lestari Alamnya Sejahtera Petaninya,” kata Nusron melalui keterangan tertulis, Senin (28/2/2022).
Rangkaian acara, diawali pidato sambutan dari Rais Aam dan Ketua Umum serta sambutan Presiden yang diwakilkan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan sambutan selamat datang dari Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Selanjutnya, halakah lingkungan hidup yang terkait dengan perubahan iklim dan kehutanan sosial serta bagaimana mengakselerasikan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang menjadi salah satu concern PBNU, yakni melakukan pendampingan petani sawit.
Dalam halakah tersebut, kata anggota DPR RI itu, akan dirumuskan program serta instrumen yang efektif sehingga bisa menjadi model untuk pengangkatan kesejahteraan petani kelapa sawit secara umum.
Sebagai bentuk keseriusan dari PBNU dalam upaya pendampingan terhadap petani sawit, kata dia, akan dihadirkan secara langsung menteri-menteri terkait, seperti Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Nusron mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan penanaman perdana PSR yang secara simbolik di Desa Kencana, Kecamatan Rambang, Kabupaten Muara Enim, oleh Ketua Umum PBNU, Menko Perekonomian selaku Ketua Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPD-PKS), dan Menteri Pertanian.
Dalam rangkaian harlah, antara lain penyerahan hibah atau wakaf serta peletakan batu pertama pembangunan Perguruan Tinggi NU Sumatera Selatan. Hal itu, kata dia, bagian dari upaya PBNU dalam dunia pendidikan agar ke depan melahirkan generasi yang unggul sehingga cakap dalam mengikuti perkembangan pada era globalisasi yang serba cepat.
“Prinsipnya, program-program nyata yang bisa dirasakan secara langsung akan terus menjadi upaya PBNU, dengan pendampingan, advokasi, dan edukasi rakyat agar bisa mendapatkan akses pengembangan,” tandasnya. (MO)