Menu

Mode Gelap
Reuni Majelis Alumni IPNU-IPPNU Nalumsari: Menjaga Spirit Santri untuk Kemajuan Jepara Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun UNISNU Jepara Gelar Halalbihalal 2025: Ajang Silaturahmi dan Ruang Aspirasi untuk Kemajuan Kampus Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

Esai · 9 Nov 2022 01:22 WIB ·

Resolusi Jihad dan Hari Pahlawan, Inspirasi Gerakan Pesantren Masa Kini


 Resolusi Jihad dan Hari Pahlawan, Inspirasi Gerakan Pesantren Masa Kini Perbesar

Oleh: Muhammad Rosif Arwani

nujepara.or.id- Insiden Hotel Yamato dan peristiwa perobekan bendera Belanda terjadi pada tanggal 19 September 1945 di hotel Yamato Surabaya. Insiden ini diawali oleh tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera Belanda di tiang bendera hotel Yamato.

Tindakan tersebut membuat kemarahan rakyat Surabaya, mereka mendatangi hotel Yamato dan berusaha menurunkan bendera tersebut. Akhirnya, bendera Belanda berhasil diturunkan dan warna biru dirobek, hingga tinggal berwarna merah-putih. Kemudian bendera merah-putih (bendera Indonesia) tersebut dikibarkan kembali. Perobek bendera Belanda tersebut diketahui bernama  Hariyono dan Koesno Wibowo. Hariyono adalah pengawal Residen Sudirman dan Koesno Wibowo, aktivis pemuda dari Peneleh Surabaya.

Beberapa bulan kemudian dilanjutkan pertempuran Surabaya yang merupakan satu rangkaian peristiwa pertempuran antara rakyat Indonesia dan tentara sekutu. Diawali dengan keluarnya Fatwa Resolusi Jihad Hadaratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945 sampai tanggal 20 November 1945. Pertempuran yang paling sengit terjadi pada tanggal 10 November 1945.

Diilhami dari semangat dan keberanian para pejuang bangsa untuk menjaga kemerdekaan dan memakmurkan bangsa indonesia semua pesantren harus bisa bergerak untuk bisa mewujudkan pesantren yang mandiri, mandiri dalam politik, mandiri dalam ekonomi, dan mandiri dalam budaya.

1. Mandiri dalam politik
Kiprah pesantren sudah diakui sebagai lembaga yang bisa menyelamatkan anak bangsa dari kebodohan dan keterbelakangan serta lembaga yang berhasil mencetak para tokoh bangsa yang selalu berbuat maslahah untuk umatnya karena para pesantren mampu mandiri dalam berpolitik yaitu berpolitik kerakyatan dan politik kebangsaan , dengan politik ini pesantren selalu mandiri dalam berkarya dan berkhidmah pada masyarakat dan bangsa serta bisa selamat dari interfensi politik praktis.

2. Mandiri dalam Ekonomi
Pondok pesantren selain berperan sebagai lembaga dakwah juga berperan sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat , dengan demikian pesantren dituntut untuk bisa memberdayakan para santrinya dan masyarakat pada umumnya dalam hal perekonomian .
Dari situ pesantren harus bertekat untuk bisa memiliki badan usaha milik pesantren (BUMP) sehingga pesantren bisa betul-betul mandiri untuk memenuhi kebutuhannya dan masyarakat sekitarnya dari hasil BUMP tersebut, serta bisa mengangkat kesejahteraan para penghuninya dan masyarakat sekitarnya.

3. Mandiri dalam Budaya
Sejak dulu pesantren kaya dalam budaya, memiliki budaya yang luhur , memiliki budaya yang santun, memiliki budaya gotong royong, memiliki budaya saling menghormati dan menghargai dan budaya lain yang agung karena didasari dengan ilmu.

Dengan kekayaan tersebut pesantren akan selalu memberi warna pada kehidupan masyarakat yang lebih baik dengan budaya yang luhur. Dengan momentum hari pahlawan pada tahun ini semoga bisa mengilhami generasi pesantren untuk bisa memiliki keberanian dan berinovasi dalam memajukan dunia pesantren yang lebih bermanfaat dan maslahah untuk masyarakat dan bangsa. Karena pesantren harus betul-betul bisa mengaktualisasikan maqolah المحافظة علي القديم الصالح والاخذ باالجديد الاصلح
Artinya Mempertahankan kebaikan warisan masa lalu dan mengkreasi hal baru yang lebih baik

(Muhammad Rosif Arwani, Pengasuh PP Annur dan Ketua FKPP Kab. Jepara)

Artikel ini telah dibaca 69 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Reuni Majelis Alumni IPNU-IPPNU Nalumsari: Menjaga Spirit Santri untuk Kemajuan Jepara

21 April 2025 - 11:19 WIB

Majelis Alumni IPNU-IPPNU Kecamatan Nalumsari foto bersama di sela-sela kegiatan Reuni dan Halal Bihalal Idul Fitri 1446 H, Minggu (20/4/2025)

RA. Kartini : “Ada” Tapi Masih Terlihat Dari Lubang Kecil

20 April 2025 - 13:14 WIB

R.A Kartini Jepara mengajar di Belakang Pendopo Kabupaten Jepara. (Museum R.A Kartini)

Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin

14 April 2025 - 23:08 WIB

Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin

Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun

14 April 2025 - 22:57 WIB

Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun

UNISNU Jepara Gelar Halalbihalal 2025: Ajang Silaturahmi dan Ruang Aspirasi untuk Kemajuan Kampus

13 April 2025 - 07:12 WIB

Halalbihalal Idulfitri 1446 H di Auditorium Unisnu Jepara

Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

30 Maret 2025 - 10:06 WIB

Trending di Bahtsul Masail