nujepara.or.id – Ketua Umum PP RMI NU, KH Abdul Ghofar Rozin menyampaikan bahwa sekarang saatnya pesantren mulai membuka diri untuk mengikuti kebijakan dan penyesuaian irama dengan pemerintah. Bahkan pesantren dituntut mampu menata kelengkapan-kelengkapan yang bersifat administratif. Karena hal itu menjadi modal pengakuan lembaga-lembaga pemerintahan secara administratif atas keberadaan pesantren.
Pernyataan itu disampaikannya kiai muda yang akrab disapa Gus Rozin saat Pimpinan Unisnu Jepara bersilaturrahim ke ndalemnya di Kajen, Margoyoso, Pati, Ahad (9/6/2019) lalu.
Kesempatan itu rombongan Unisnu diterima Gus Rozin serta Nyai Hj. Nafisah, istri almarhum KH Sahal Mahfudh.
Menurut Staf Khusus Presiden RI Bidang Keagamaan Dalam Negeri saat ini dalam menentukan langkah, pesantren sudah memiliki payung yang kuat di tingkat pemerintahan. Oleh karenanya, pesantren harus segera berlari dengan mensinergikan diri untuk memberikan tawaran-tawaran inovasi pembangunan bangsa.
Pesantren ungkap Rektor Ipmafa Pati itu memiliki potensi kuat menjadi mitra pememerintah dalam pembangunan karakter bangsa.
“Sudah semestinya pengelolaan pesantren harus lebih baik, tertib dan menjalankan tata kelola yang tidak meninggalkan hal-hal administratif. Namun pesantren harus tetap berjalan tanpa meninggalkan ciri khas dan gaya pesantren yang sudah melekat selama ini yang tidak dimiliki lembaga selainnya,” pungkas Gus Rozin. (az)