Jepara – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) kabupaten Jepara mengapresiasi kegiatan Kemah Kebangsaan yang diselenggarakan Lakpesdam PCNU Jepara bekerja sama dengan Jaringan Gusdurian Jepara bertempat di lokasi wisata Akar Seribu desa Plajan, kecamatan Pakisaji, kabupaten Jepara, Jumat-Sabtu (22-23/09/2017).
Apresiasi tersebut disampaikan Wakil Ketua PCNU Jepara H. Hisyam Zamroni saat memberikan sambutan mewakili PCNU Jepara. Sehari sebelumnya, kata dia juga dilaksanakan event serupa di desa Tunahan, kecamatan Keling.
Dijelaskannya, di Keling dilaksanakan Deklarasi Panca Akur yang diikuti oleh lintas agama Islam, Hindu dan Budha. Kegiatan tersebut digagas oleh penganut qadiriyah, Syekh Fata Al Qadri.
Hisyam yang juga sebagai Kepala KUA kecamatan Keling itu menegaskan bahwa antar umat beragama di Jepara bisa saling hidup berdampingan. “Di Keling ada Masjid yang berhadap-hadapan langsung dengan Vihara,” tandasnya.
Karenanya, ia berpesan tidak perlu melihat ke sana-sana. “Tapi lebih penting kita belajar dari daerah sendiri. Kalo toleransi kita jaga InsyaAllah kita akan tetap hidup damai,” sambung Hisyam.
Di daerah (Jepara, red) tidak ada gesekan. “Kita sepakat dari Jepara membawa pesan damai,” imbuhnya disambut tepuk tangan peserta.
Berdampingan Lahir Sampai Mati
Prihatin, Petinggi desa Plajan menambahkan di desanya antara Islam, Kristen, Hindu dan Budha bisa hidup berdampingan mulai lahir sampai mati. Setiap kali ada event antar umat beragama saling membantu. Bahkan ada satu masjid yang digunakan untuk kegiatan NU dan Muhammadiyah.
“Kita harus bersama. Kita lahir dalam keadaan suci. Agama bertujuan untuk kebaikan. Karena perbedaan muaranya adalah untuk kebersamaan,” jelas Ibu Petinggi ini.
Dirinya mengibaratkan bahwa batik mulanya dari kain warna putih. Setelah dibubuhkan warna kuning, hijau batik pun menjadi indah. Prihatin juga menambahkan baik buruknya seseorang bukan karena agamanya tapi lantaran “oknum” agama yang akan menjadikan buruk citra agama yang dianutnya.
“Selama umat beragama hidup dalam kebersamaan kerukunan akan tetap terjaga,” pungkas Prihatin.
Ketua Lakpesdam PCNU Jepara, Ahmad Sahil berharap melalui kemah kebangsaan yang diikuti usia remaja lintas agama peserta bisa mengeksplorasi tentang agama-agama yang ada.
Pasca kegiatan, kiai muda yang akrab disapa Gus Sahil itu menambahkan peserta menjadi duta damai di saat keberagaman di negara ini mengalami banyak tantangan.
Kegiatan bertajuk “Hidup Damai dalam Keberagaman” ini diikuti oleh 30an peserta yang berasal dari Jepara, Pati dan luar daerah.
Peserta bersama fasililator selain banyak bicara soal kebhinekaan, di hari kedua, Sabtu (23/09/2017) peserta melakukan out bond dan kunjungan di beberapa tempat ibadah di desa Plajan di antaranya masjid, gereja, pura, vihara. (sm)