Menu

Mode Gelap
Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

Esai · 26 Mar 2023 22:59 WIB ·

Ngaji Tematik Ramadhan: Moderasi Beragama


 Ilustrasi NU menerangi dunia Perbesar

Ilustrasi NU menerangi dunia

Oleh Kyai Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Kepercayaan (iman) dan kebaikan perbuatan (amal) yang kita lakukan kadang menjadikan “pongah” sehingga menafikan keimanan dan kebaikan perbuatan orang lain. Bahkan kita merasa paling beriman sendiri dan paling baik sendiri.

Hal ini digambarkan secara apik oleh al Qur’an: “Ana khoirun minhu” yang artinya, “Saya lebih baik darinya.” 

Kadang kita menuduh bahwa “perjelekan” adalah bagian dari “godaan syetan” yang sifatnya eksternal. Padahal jika kita memahami penggalan ayat di atas bahwa sifat syetan yang menyatu dalam diri manusia adalah “ke-diri-an” atau “ego” yang merasa “serba paling benar dan baik” daripada orang lain bahkan merasa “serba paling” dalam “beragama”. Atau lebih khusus lagi merasa “paling beriman” daripada orang lain.

Padahal Islam mengajarkan sifat  “rendah diri” atau tawadu’ yaitu  berupa sifat kemanusiaan manusia yang  memanusiakan manusia dimana keberadaan manusia adalah sebagai mahluk sosial yang bermartabat sesuai dengan agama, budaya,  kompetensi dan kepercayaannya masing masing.

Filosofi ini memunculkan norma dan etika dalam melakukan aktivitas dan berinteraksi sosial sehari-hari dilandasi dasar pergaulan yang harmonis, santun, saling menghormati, saling mengasihi  dan saling menolong satu sama lain.

Kebalikan dari sifat “rendah hati” atau tawadu’ adalah sifat “congkak” atau  “sombong” karena merasa “serba paling benar dan baik” daripada orang lain.

Olehnya,  nampak sekali pembedanya sangat tipis antara  sifat “kemanusian” dan sifat “kesyetanan”. Karena sifat kesyetanan  yaitu merasa “serba paling benar dan baik” daripada orang lain. 

Semoga kita semua dijaga oleh Gusti Allah SWT dari godaan sifat merasa “serba paling benar dan baik”. Aamin Aamiin Aamiin.

*Sekretaris Pengurus Syu’biyah Jatman Jepara

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Harlah NU dan Haul Gus Dur Digelar Bersama, PCNU Jepara Ajak Teladani Para Pejuang NU

16 Januari 2025 - 07:32 WIB

IPNU-IPPNU Ranting Pekalongan Gelar Festival Rebana Tradisional Ke- 2, Ini Daftar Juaranya

11 Januari 2025 - 23:52 WIB

Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini

8 Januari 2025 - 06:11 WIB

Logo Harlah Ke-102 NU.

Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya

31 Desember 2024 - 07:14 WIB

ILUSTRASI proses rukyat untuk menentukan awal bulan Rajab.

Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia

13 Desember 2024 - 10:01 WIB

Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

9 Desember 2024 - 22:41 WIB

Jajaran NU - Peduli Bencana PCNU Jepara menggelar rakor seiring potensi terjadinya bencana imbas hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Jepara dalam beberapa hari terakhir.
Trending di Hujjah Aswaja