Menu

Mode Gelap
Reuni Majelis Alumni IPNU-IPPNU Nalumsari: Menjaga Spirit Santri untuk Kemajuan Jepara Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun UNISNU Jepara Gelar Halalbihalal 2025: Ajang Silaturahmi dan Ruang Aspirasi untuk Kemajuan Kampus Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

Headline · 24 Jun 2023 05:52 WIB ·

Langgar Bubrah, Jejak Peradaban Hindu di Tengah Kota Santri


 Langgar Bubrah, Jejak Peradaban Hindu di Tengah Kota Santri Perbesar

nujepara.or.id- Sejarah panjang Kota Kudus tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan Menara Kudus yang sangat ikonik. Bangunan yang menyerupai tempat ibadah umat Hindu ini diyakini sebagai peninggalan Sayyid Ja’far Shodiq atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Kudus.

Tempat pemujaan yang sekilas mirip dengan tempat pengimaman.

Namun, jika kita menelusuri sudut-sudut lain kota kretek tersebut, kita akan menemui jejak peninggalan peradaban Hindu yang masih terjaga hingga saat ini. Salah satunya adalah Langgar Bubrah, sebuah bangunan yang kontruksinya mirip dengan menara Kudus namun tidak sempurna.

Langgar Bubrah terletak 1 kilometer tidak jauh dari Menara Kudus, bersebrangan dengan Klenteng Hok Ling Bio, berada di Desa Demangan RT 2 RW 4 Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Menurut cerita tutur, bangunan Langgar Bubrah ini dibuat lebih dulu daripada Menara Kudus.

Langgar Bubrah tampak dari depan

Dari keterangan yang terdapat di situs tersebut, Langgar Bubrah dibangun pada Abad XV M. Dibangun tanpa menggunakan perekat, dengan ukuran 6,3 X 6 meter, dan tinggi 2, 75 meter.

Jika kita mengamati dengan seksama, bentuk bangunannya tidak sempurna dan setengah jadi. Langgar Bubrah sekilas mirip dengan langgar atau musholla. Karena terdapat tempat pengimaman (mihrab) di dalamnya.

Dari keterangan warga setempat, “Langgar Bubrah ini sebenarnya bukan langgar. Karena, meskipun ada tempat pengimaman namun ukurannya tidak ada 1 meter. Sehingga jika itu tempat pengimaman pasti kepala akan terbentur tembok saat dibuat rukuk”, kata Kiai Aslim Akmal, salah satu warga setempat yang mengaku sejak kecil sering bermain di tempat tersebut.

Cagar budaya yang dilindungi oleh Negara.

Selain itu, di depan Langgar Bubrah terdapat lingga yoni dan sebuah batu lumpang, menhir dan relief batu dengan gambar tokoh dewa. Lazim di setiap peribadatan umat Hindu pada zaman dulu, Lingga dan yoni arca, atau patung merupakan sebuah objek pemujaan. Lingga yoni merupakan benda dan simbol kesuburan bagi umat Hindu”, lanjut Kiai Aslim.

Toleransi Beragama Masyarakat Kudus

Kenapa disebut dengan Langgar Bubrah, karena bangunan tersebut memang tidak sempurna dan setengah jadi. Namun yang paling menarik adalah keberadaan bangunan Langgar Bubrah yang berada di tengah-tengah Kota Kudus, sebagai kota santri.

Kudus merupakan kawasan pesantren yang telah melahirkan Ulama-ulama berpengaruh di tanah Jawa. Sebut saja KHR. Asnawi, KH. Arwani, hingga KH. Sya’roni Ahmadi. Namun, meskipun kental dengan suasana santri, masyarakat Kota Kudus menjunjung tinggi nilai toleransi beragama yang masih bisa dirasakan hingga saat ini.

Bisa jadi, bangunan Langgar Bubrah dan lingga yoni yang masih terjaga hingga saat ini merupakan warisan dari Sunan Kudus yang sangat menjunjung tinggi toleransi beragama. Sunan Kudus adalah salah satu anggota Walisongo yang dikenal sebagai seseorang yang ahli dalam bidang ilmu Fiqh. sampai dengan hari ini, masyarakat Kota Kudus menghindari untuk menyembelih hewan sapi. Baik untuk kebutuhan hajat maupun saat hari raya Idul Adha.

Masyarakat Kudus lebih memilih menyembelih dan megonsumsi daging kerbau, dan masih bertahan sampai sekarang. Konon, Sunan Kuduslah yang memberi fatwa untuk tidak menyembelih sapi sebagai bentuk penghormatan kepada umat Hindu saat itu. Seperti diketahui, hewan sapi merupakan hewan suci umat Hindu. (red)

Artikel ini telah dibaca 120 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Reuni Majelis Alumni IPNU-IPPNU Nalumsari: Menjaga Spirit Santri untuk Kemajuan Jepara

21 April 2025 - 11:19 WIB

Majelis Alumni IPNU-IPPNU Kecamatan Nalumsari foto bersama di sela-sela kegiatan Reuni dan Halal Bihalal Idul Fitri 1446 H, Minggu (20/4/2025)

Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin

14 April 2025 - 23:08 WIB

Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin

Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun

14 April 2025 - 22:57 WIB

Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun

UNISNU Jepara Gelar Halalbihalal 2025: Ajang Silaturahmi dan Ruang Aspirasi untuk Kemajuan Kampus

13 April 2025 - 07:12 WIB

Halalbihalal Idulfitri 1446 H di Auditorium Unisnu Jepara

NU dan GP Ansor Sukosono Gelar Takbir Keliling Bersama Pemerintah Desa dengan Tema ‘Menjaga Pribadi Islami di Tengah Gempuran Teknologi’

31 Maret 2025 - 23:46 WIB

Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

30 Maret 2025 - 10:06 WIB

Trending di Bahtsul Masail