nujepara.or.id – Jika seorang perempuan masuk masa suci setelah haid pada malam hari (sekitar pukul 23.00 – 03.00 WIB) pada bulan ramadhan, maka paginya dia kan udah wajib puasa. Lalu mandi wajibnya setelah haid itu apakah boleh pagi hari atau harus sebelum waktu sahur?
(Pertanyaan dari Afidah, guru TK Budi Utomo Bulungan).
Jawab:
Perempuan yang sudah yakin bersih atau suci dari haid di waktu malam hari pada bulan ramadhan, maka perempuan tersebut wajib melakukan beberapa hal:
- Wajib mandi di malam itu juga untuk melaksanakan sholat isya dan mengqodho’ sholat maghrib. Karena berhentinya haid di waktu isya (magrib dan isya termasuk sholat yang bisa dijamak). (1)
- Tabyitun Niat artinya melakukan niat Puasa Ramadhan pada waktu malam hari.(2)
Ini berbeda dengan orang yang junub karena jimak dan keluar air mani yang mana orang tersebut sebelumnya telah melaksanakan sholat isya. Maka dia cukup niat puasa ramadhan dan mandinya boleh setelah fajar untuk melakukan sholat subuh. Walaupun awal puasanya dalam keadaan junub. Karena syarat puasa tidak harus suci dari junub (setelah jimak, keluar mani), tetapi kesunnahannya bersegera mandi sebelum imsak.
Catatan: Seandainya mandi di waktu subuh atau setelah subuh maka puasanya sah (jika ada niat puasa di malam hari). Namun dia berdosa karena telah meninggalkan sholat maghrib dan isya yang bisa dia lakukan di malam hari.
Referensi:
(1). Majmu’ syarah Muhadzab.
وإن كان ذلك (الطهر) في وقت العصر أو في وقت العشاء، قال في الجديد: يلزمه الظهر بما يلزم به العصر ويلزم المغرب بما يلزم به العشاء. (المجموع شرح المهذب 3/ 64)
Artinya: Jika sucinya di waktu ashar atau waktu isya, maka Imam Syafii dalam qaul jadidnya mewajibkan perempuan untuk qadha’ dzuhur lantas shalat ashar, atau qadha’ maghrib lalu shalat isya’.
(Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’, hal. 3/ 64)
(2). Mausu’ah Fiqhiyyah XVI/55 dari kitab Mughni, Muhadzzab.
يَصِحُّ مِنْ الْجُنُبِ أَدَاءُ الصَّوْمِ بِأَنْ يُصْبِحَ صَائِمًا قَبْل أَنْ يَغْتَسِل فَإِنَّ عَائِشَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ قَالَتَا : نَشْهَدُ عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أِنْكَانَ لِيُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ غَيْرِ احْتِلاَمٍ ثُمَّ يَغْتَسِل ثُمَّ يَصُومُ
Artinya: Berpuasa hukumnya sah bagi orang junub yang memasuki Subuh sebelum melakukan mandi besar karena Sayyidah Aisyah dan Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anhuma berkata :” Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima’ dengan istrinya, kemudian ia mandi dan berpuasa (Hadits Riwayat Bukhari 4/153).
- Nihayah al Zain hal. 194 (cetakan al Hidayah)
وسنن الصوم عشرة :
إلى أن قال-
(و) الرَّابِع (غسل عَن) الْحَدث الْأَكْبَر من (جَنَابَة) وحيض ونفاس (قبل فجر) ليؤدي الْعِبَادَة على الطَّهَارَة وللخشية من وُصُول المَاء إِلَى بَاطِن الْأذن أَو الدبر أَو غَيرهمَا
وَيَنْبَغِي أَن يغسل هَذِه الْمَوَاضِع قبل الْفجْر بنية رفع الْجَنَابَة إِن لم يتهيأ لَهُ الْغسْل الْكَامِل
[نووي الجاوي، نهاية الزين، صفحة ١٩٤]