Oleh Kiai Hisyam Zamroni
nujepara.or.id – Gusti Allah SWT memberikan waktu waktu yang mustajabah saat kita berdoa, salah satunya adalah sebagaimana Sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW;
“Innaddu’aa la yuroddu bainal adzani wal iqomati, fad’uu” (HR. Ahmad)
Banyak orang “menyepelekan” bentang waktu antara adzan dan iqomat, padahal bentang waktu tersebut terijabah doa doa yang kita panjatkan.
Hadits diatas, begitu fenomenal ditangan para awliya’ nusantara dimana makna yang disuguhkan pada bentang waktu antara adzan dan iqomah dengan cara melantunkan “shalawatan” dan “puji-pujian” yang berupa doa doa di masjid dan musholla. Jadi, lantunan shalawatan dan pujian pada bentang waktu antara adzan dan iqomah mempunyai landasan dalil yang shohih dan kokoh.
Yang perlu kita pahami dalam hal ini adalah “kecerdasan” para pendahulu “awliya” nusantara dimana beliau disamping berusaha mengajak “bershalawat” dan “berdoa” secara bersama-sama kepada jama’ah shalat pada bentang waktu antara adzan dan iqamat sebelum menunaikan ibadah shalat, bershalawat dan berdoa berjama’ah tersebut juga “melangitnya” lebih melesat cepat dan terkabulkan.
Ada pelajaran yang sangat penting bagi kita bahwa bershawalat dan doa puji-pujian bersama pada bentang waktu antara adzan dan iqomah setidaknya menjadi ibroh bagi kita untuk tidak hidup “egois” tapi sebaliknya mengajarkan kepada kita untuk hidup guyub, rukun dan menumbuhkan kebersamaan.
Nah, sekarang ini kita banyak melihat, sebagian orang yang “kontra” terhadap bershalawat dan doa “puji-pujian” bentang waktu antara adzan dan iqomah bahkan sebagian orang mengatakan hal itu adalah “bidengah”, — padahal dalilnya jelas ada, akan tetapi hanya caranya melaksakanan hadits tersebut yang fenomenal dan membudaya, — dan yang “menggelikan” adalah mereka beralasan mengganggu “privatisasi” diri.
Semoga kita diberi kekuatan untuk mampu memanfaatkan kesempatan waktu waktu mustajabah yang diberikan oleh Gusti Allah SWT untuk memanjatkan doa dan bershalawat sehingga doa doa kita selalu dikabulkan. Aamiin Aamiin Aamiin.