nujepara.or.id- Ada cerita menarik di balik kegiatan pengecoran Rumah Sakit Umum Anugerah Sehat (RSU Aseh) milik warga NU yang terletak di Strekan, Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, belum lama ini
Pengecoran bangunan Lantai 3 RSU Aseh ini mengerahkan seluruh sumber daya manusia (sdm) dari unsur Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jepara. Mulai dari MWC NU, para kiai, pengurus, lembaga, hingga badan otonom (banom) milik NU.
Salah satu banom milik NU yang ikut terlibat dalam kegiatan pengecoran ini adalah dari unsur Fatayat. Organisasi perempuan milik NU ini hadir untuk melayani kebutuhan konsumsi untuk para pekerja dan panitia.
“Khidmah terhadap organisasi (Nahdlatul Ulama-red) memang sudah bagian dari perjuangan kami”, ujar Anis Fariqoh, Ketua PC Fatayat Jepara di sela-sela mempersiapkan makan malam untuk para pekerja lembur.
“Sebenarnya tugas sambatan kami tidak terlalu berat karena hanya mempersiapkan konsumsi untuk para pekerja dan panitia yang terlibat dalam pengecoran”, lanjutnya.
“Kami kebagian shift malam untuk mempersiapkan konsumsi berupa nasi, tahu, tempe sayur, buah serta lauk pauk untuk para pekerja saat melakukan lembur pengecoran”, lanjut perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah TK Islam Tarminussibyan ini.
Lebih lanjut Anis mengatakan totalitas dan keikhlasan rekan-rekan Fatayat dari tingkat Ranting, PAC, hingga Cabang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan untuk penggalian dana sekalipun.
“Mereka tetap semangat meskipun mendapatkan jadwal malam. Kebersamaan dan semangat gotong royong senantiasa kita bangun dimanapun berada. Hal ini salah satu bagian dari komitmen PC Fatayat untuk mensukseskan pembangunan RSU Aseh”, terang Anis.
Seperti diketahui, proses pembangunan RSU Aseh sudah dalam tahap pengecoran Lantai 3. Pengecoran Lantai 3 di Gedung A diperkirakan membutuhkan 49 truk molen (246m3) dengan luasan 50×32 m.
Sebanyak 19 kamar dialokasikan untuk ruang rawat inap di lantai tiga Gedung A. Pengecoran Lantai 3 yang seharusnya dimulai enam bulan setelah pengecoran lantai dua, menurut panitia dapat dipercepat dalam waktu tiga bulan. (red)