Menu

Mode Gelap
Pesan dari Bandungharjo untuk Jepara: Pertebal Cinta Tanah Air Lewat Kirab Merah Putih, Malam Hari Langitkan Doa untuk Bangsa Bersama Habib Umar Muthohar dan Gus Muwafiq Lakpesdam PCNU Gandeng UNISNU Lakukan Riset Dampak Industrialisasi di Jepara Koreksi Master Kalender 2024, Lembaga Falakiyah NU Jepara Pastikan Sesuai Perhitungan Siswi MA Nahdlatul Ulama Tengguli Sabet Harapan 2 Ajang Lomba Esai Se-Jateng dan DIY Garam : “Misi Suci” Yang Sering Terkapitalisasi!

Headline · 3 Mei 2023 01:23 WIB ·

Soal Tambak Udang Ilegal, Ikon Pariwisata Karimunjawa Berbasis Budaya Lokal Harus Dipertahankan


 Ilustrasi tambak udang ilegal di Karimunjawa (Foto: Traveljepara on Twitter). Perbesar

Ilustrasi tambak udang ilegal di Karimunjawa (Foto: Traveljepara on Twitter).

Oleh: Zakariya Anshori

nujepara.or.id- Mengambil keuntungan dari alam, baik hayati maupun non-hayati, diperbolehkan sepanjang tidak mempunyai dampak yang merusak kelestarian alam dan keberlangsungan biota yang hidup di dalamnya.

Tugas kekhalifahan kita sebagai manusia adalah menjaga dan merwat kelestarian alam. Sebagaimana peringatan Allah dalam Al-Qur’an, surah Al-A’raf ayat 56, wa laa tufsiduu fil ardhi ba’da ishlahiha. Yang artinya, “Dan janganlah kamu mengadakan kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya”. Baik perbaikan kondisi lingkungan atau keseimbangan ekosistem.

Terkait dengan keberadaan tambak udang di kepulauan Karimunjawa, Pemerintah  dan DPRD Jepara harus benar-benar memiliki komitmen  melakukan penataan lahan di Karimunjawa dan mengembalikan ke fungsi semula sebagai kawasan konservasi. Karena itu Perda tentang RTRW harus segera disahkan hingga tidak ada lagi yang main mata dengan perusak lingkungan.

Kontroversi tambak udang ilegal di Karimunjawa jelas-jelas bertentangan dengan peraturan pemerintah dan dilakukan pembiaran sejak 2018. Hal ini jelas merusak lingkungan dan tidak sesuai dengan proyeksi Karimunjawa sebagai Kawasan Stategis Pariwisata Nasional.

Karena, jika tambak udang ilegal di Karimunjawa  yang saat ini berada di 33 titik terus dibiarkan, maka petani rumput laut, petani teripang, nelayan tangkap ikan teri, nelayan kepiting, nelayan budidaya  karamba kerapu, nelayan budidaya karamba ekor kuning dipastikan akan terancam keberlangsungannya.

Namun yang paling dahsyat adalah kerusakan sumber daya alam laut yang menjadi daya tarik wisatawan. Ini ancaman riil masa depan Karimunjawa. Sebab jika daya tarik telah rusak, maka Karimunjawa  tidak lagi mampu menarik wisatawan.

Ikon pariwisata karimunjawa harus dipertahankan dan dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis komunitas dan budaya lokal Karimunjawa. Banyak yang bisa dilakukan oleh para pekerja tambak untuk berkehidupan mulai mengembangkan kuliner asli Karimun, seperti: ikan bakar srepeh, bothok kepiting dan pindang khas Karimunjawa  hingga bisa menjadi sajian di hotel dan resort yang ada di kawasan tersebut.

Oleh-oleh khas karimun seperti  minyak kelapa, virgin coconut oil, terasi, ikan asin mestinya dikemas kekinian agar bisa dibawa secara praktis. Semua itu bisa dilakukan dengan tanpa merusak lingkungan. Pemerintah perlu melakukan pendataan terhadap mata rantai usaha pariwisata, agar ekonomi rakyat bergeliat tanpa melakukan tindakan illegal yang merusak lingkungan.

(Penulis adalah Aktivis Jepara, dan Pengurus RMI MWC NU Tahunan)

Artikel ini telah dibaca 294 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagai Ajang Kreativitas Kader IPNU-IPPNU Petekeyan

22 September 2023 - 10:11 WIB

Catatan Silaturahmi PCNU-MWCNU-PBNU Se-Eks Karisidenan Pati bersama KH Yahya Cholil Staquf

22 September 2023 - 01:17 WIB

Haul Sayyid Muhammad bin Syekh bin Abdurrahman bin Yahya, alias Mbah Daeng

22 September 2023 - 00:29 WIB

Ketua Lakpesdam PCNU Jepara, Terpilih Jadi Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

19 September 2023 - 08:16 WIB

Pesan dari Bandungharjo untuk Jepara: Pertebal Cinta Tanah Air Lewat Kirab Merah Putih, Malam Hari Langitkan Doa untuk Bangsa Bersama Habib Umar Muthohar dan Gus Muwafiq

8 September 2023 - 01:54 WIB

Mas Wiwit dan Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Husnur Rofiq menyapa warga saat Kirab Merah Putih di Desa Bandungharjo, Donorojo, Jepara, Kamis (7/9/2023).

Habib Lutfi Bersama Mas Wiwit dan Ribuan Warga Kirab Merah Putih Sejauh 4 Km, Ada Ribuan Doorprize

5 September 2023 - 01:29 WIB

Flier Kirab Merah Putih dan pengajian umum yang bakal dihadiri Habib Luthfi, Habib Umar Muthohar dan ribuan warga yang diprakarsai Mas Wiwit, panggilan akrab Witiarso Utomo.
Trending di Hujjah Aswaja
%d blogger menyukai ini: