Menu

Mode Gelap
NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 ) Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat ( 2 )

Islam Nusantara · 26 Okt 2022 07:48 WIB ·

Sumpah Pemuda Benteng Radikalisme dan Terorisme


 Sumpah Pemuda Benteng Radikalisme dan Terorisme Perbesar

Oleh Muhammad Roshif Arwani*

nujepara.or.id – Berita tentang seorang perempuan muda yang menenteng senjata api jenis FN dan nekat menerobos penjagaan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Selasa (25/10) pagi membuat kita kaget sekaligus prihatin. Apa yang melatarbelakangi perempuan muda yang belakangan diketahui bernama Siti Elina, 24 tahun ini melakukan tindakan itu?

Atau apa yang “meracuni” fikiran warga RT 03 RW 13 Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara ini sehingga mau mempertaruhkan keselamatan atau bahkan nyawanya saat menerobos gedung tempat beraktivitas Presiden RI itu?

Dari sisi usia, Siti Elina masih kategori anak muda. Karena sebentar lagi bangsa Indonesia memperingati Sumpah Pemuda, maka saya mencoba menghubungkan peristiwa ini dengan apa yang dilakukan anak-anak muda Indonesia 94 tahun lalu.

Pemuda merupakan salah satu elemen masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Sejarah telah membuktikan bahwa para pemuda sangat besar perannya mendorong dan mengawal perubahan bangsa Indonesia sejak era sebelum hingga sesudah kemerdekaan. Berbagai perubahan dalam berbagai aspek kehidupan negeri ini tak lepas dari peran dan posisi yang dimainkan para pemuda.

Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menjadi momentum dan pijakan kuat untuk menyatukan anak bangsa melalui ikrar bersama. Bunyi ikra itu “Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu tanah air Indonesia”, “Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia”, “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia”.

Isi dari ikrar Sumpah Pemuda tersebut jika kita jiwai akan melahirkan cinta pada tanah air dan komitmen menjaga serta merawat keberlangsungan bangsa ini dari golongan yang  mau merusak kewibawaan  negeri. Selain itu juga tumbuhnya rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, bisa menghargai dan menghormati antarsesama anak bangsa, serta rasa saling menjaga tradisi adat istiadat dan kebudayaan dari berbagai suku bangsa dalam bingkai Indonesia.

Jika setiap warga Indonesia serta para pemuda pemudi mau menghayati dan mengamalkan isi Sumpah Pemuda maka pasti tidak akan ada yang namanya radikalisme dan terorisme di negeri ini. Dan juga tidak akan mau menerima budaya luar yang tidak bisa menghormati perbedaan juga tidak bisa menghargai adat istiadat budaya bangsa. Selain itu, juga tidak akan mau melakukan kekerasan dengan dalih apapun. Apalagi sampai melakukan aksi menerobos Istana Merdeka dengan menenteng senjata api.

Semoga lewat momentum bersejarah ini, Allah SWT membuka hati semua warga Indonesia, agar bisa mengamalkan isi Sumpah Pemuda. Sehingga bisa menjadi benteng dari radikalisme, terorisme maupun berbagai gerakan transnasional yang mengancam eksitensi bangsa Indonesia. Aamin YRA

*Dewan Pakar Aswaja Center NU Cabang Jepara

Artikel ini telah dibaca 151 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Sedulur Papat Limo Pancer, Wejangan Ruhani Sunan Kalijaga

15 Maret 2024 - 00:06 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (1)

13 Maret 2024 - 17:35 WIB

Trending di Headline