Menu

Mode Gelap
Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25) NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

Interaktif Ramadan · 20 Apr 2023 13:27 WIB ·

Ngaji Tematik Ramadhan: Mengimplementasikan Abdan Ramadhaniyyan menjadi Abdan Rhabbaniyan 


 Ilustrasi fajar 1 Syawal Perbesar

Ilustrasi fajar 1 Syawal

Oleh Kiai Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Satu hari lagi Ramadhan akan meninggalkan kita. Sebulan penuh kita menjalan proses belajar  menjadi “manusia” sebagai “hamba” dan menjadi “manusia”  sebagai “manusia”. 

Ramadhan “menyapa” manusia berupa  “ketundukan dan kepatuhan” menjalankan perintah puasa sebulan penuh yang menjadi “poros ibadah Ilahiyyat” yaitu ibadah yang seluruh “konsekuensinya” baik proses puasanya maupun besar kecil pahalanya adalah menjadi hak “prerogratif” Gusti Allah SWT.

Olehnya, ibadah puasa adalah salah satu  ibadah yang langsung “melangit” yang  berpredikat “muttaqin” atau dengan kata lain Ramadhan menciptakan pribadi pribadi yang memiliki “keshalihan spiritual”. 

Di sisi lain, Ramadhan menciptakan manusia sebagai “manusia”  yang berinteraksi dengan sesama manusia bahkan mahluk hidup lainnya  atas dasar “perilaku” yang baik, santun, lemah lembut, dan dermawan terhadap sesama sehingga Ramadhan menjadi “poros ibadah kemanusian” yang menciptakan pribadi-pribadi yang memiliki “keshalihan sosial”. 

Kedua predikat ini yaitu keshalihan spiritual dan keshalihan sosial adalah hasil pembelajaran satu bulan penuh di bulan Ramadhan melalui kurikulum yang disebut “Abdan Ramadhaniyyan” yaitu “kurikulum Ilahiyyat”  yang langsung dari Gusti Allah SWT.  

Abdan Ramadhaniyyan tidak boleh berhenti pada saat bulan Ramadhan saja, akan tetapi harus “digeser” pada hari-hari setelah bulan Ramadhan dimana hasil pembelajaran kurikulum Ilahiyyat harus diimplementasikan pada hari-hari setelah Ramadhan yaitu menggeser “muttaqin” yang tercipta pada bulan Ramadhan menjadi “Ittaqillaha haitsu ma kunta”.

Atau dengan kata lain menggeser dari Abdan Ramadhaniyyan menjadi Abdan Rhabbaniyyan yaitu mengejawantahkan kurikulum Ilahiyyat Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup yang selalu shalih spiritual dan shalih sosial. 

Karenanya, bila seluruh hidup kita anggap sebagai bulan Ramadhan, maka kelak kita  akan mendapati akhirat kita  sebagai hari raya. 

Semoga kita diberi kekuatan oleh Gusti Allah SWT mampu mengimplementasikan “perilaku Ramadhan” dalam kehidupan sehari hari setelah bulan Ramadhan. Aamiin Aamiin Aamiin

*Sekretaris Pengurus Syu’biyah Jatman Jepara

Artikel ini telah dibaca 144 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25)

5 April 2024 - 15:18 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Tidak Pandang Suku, Agama dan Ras, NUPB Jepara Siap Bantu Korban Bencana

31 Maret 2024 - 21:57 WIB

Menyingkap Makna Perintah Membaca dalam Al-Qur’an

24 Maret 2024 - 11:48 WIB

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Trending di Headline