Oleh : Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara)
nujepara.or.id- Ila hadhroti Nabiyyina wa Habibina wa Syafi’ina wa Maulana Sayyidina Muhammadin Shollallahu Alaihi Wassallam. Al Fatihah
Wa Ila Hadhroti Syech Abdul Qodir al Jilaniy Wa Syech Imam Abul Hasan Asy-Syadzily wa ila khadhroti min imamitthoriqoh kullihim. Al Fatihah
Tsumma ila khadroti ahli sanadina fi kitabil burdah al Habib Abdullah al Hindwan min al Al Habib Ali As Shihab min Asy Syech Nawawi al jepara min syaikhina wa murobbi ruhina simbah Sholeh Darat ushulihi wa furu’ihi, wa ustadzihi wa muridihi wa liman atba’a ilaihi. Al Fatihah
Tsumna ila khadhroti khusushon shohibil burdah Syech imam Abu Abdullah Muhammad bin Sa’id al Bushiriy. Al Fatihah
Bismillahirrohmanirrohim
Nadhom
(12)
Mahadhtanin Nushha Lakin Lastu Asma’uhu # Innal Muhibba ‘anil ‘Udzdzali fi Hamami
Sungguh sungguh kamu sudah ikhlas dalam menasehatiku dan sungguh sungguh tidak ada jalan lain kecuali hanya keikhlasan dan tidak karena imbalan apapun. Tapi aku tidak pernah mendengarkan, tidak pernah menganggap dan tidak mengikuti nasehatmu karena bagi orang yang jatuh cinta sepertiku adalah tuli tidak pernah mendengarkan celaan apa pun karena sudah terlanjur jatuh cinta.
Al Hashli; tiga bait diatas artinya; Hai orang yang mencelaku dan menjelek jelek kanku tentang jatuh cintaku sehingga aku disamakan dengan bani udzroh. Dan jika hatimu bening sekali maka sesungguhnya kamu tidak akan mencelaku dan semoga kamu tidak terkena musibah karena mencelaku. Atau semoga engkau ketularan diriku sehingga engkau tidak mencelaku. Yg sesungguhnya aku tidak pernah merahasiakan atau menyimpannya rapat rapat, akan tetapi semua sudah jelas rahasiaku dari orang yang terhiasi tutur kata antara seorang yang mencintai dan yang dicintai.
Dan perlu diingat bahwa jatuh cintaku itu bisa sembuh bukan hanya karena bertemu dengan sang kekasih akan tetapi karena memang jatuh cintaku ini adalah murni jatuh cintaku kepada sang kekasih. Maka tidak akan pernah hilang sebab bertemu sang kekasih.
Hai orang orang yg mencelaku sungguh engkau telah menasehatiku dengan ikhlas tanpa pamrih sesuatu pun akan tetapi ketahui lah karena sungguh besar sekali cintaku kepada kekasihku maka aku tak mendengarkan, dan tidak mengikuti nasehatmu karena sesungguhnya karakter orang yang jatuh cinta itu tuli tidak mendengarkan nasehat dari orang yang menasehati seperti halnya kamu cinta pada sesuatu maka kamu akan mentulikan dan membutakan dari orang orang yang memberi nasehat kepadamu karena kamu tenggelam dalam jatuh cinta padahal kamu tahu bahwa nasehat itu diutarakan dengan ikhlash tidak pamrih apa pun tetapi tetap tidak kuturuti.
Maka tidak henti hentinya mencela dan mencela terhadap orang yang memcintai sang kekasih. Maka muhib menyangka dengan sangkaan yang hampa di dalam nasehat nasehat itu. Dan seakan akan penanya tanya kepada muhib; hai orang yang jatuh cinta sebenarnya mengapa kamu berprasangka tentang celaanku? Padahal aku memberikan nasehat kepadamu dengan ikhlas tanpa pamrih, kok kamu curiga padaku?
Muhib menjawab dalam bait berikutnya
Semoga ngaji burdah pada sesi ini manfaat, barokah dan mendapatkan syafaat dari baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW fiddiniy waddun-ya wal akhiroh. Amin Amin Amin
Bersambung.